Laman

Rabu, 15 April 2009

Kista Ovarium

Penanganan Kanker Ovarium

Penulis: Dr.Nasdaldy,Sp.OG
Penanganan Kanker Ovarium
Dr. Nasdaldy, SpOG
Staf Medik Fungsional
Divisi Kanker Ginekologi, RS. Kanker Dharmais

Pendahuluan.

Kanker Ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi. Di Amerika Serikat pada tahun 2001 diperkirakan jumlah penderita Kanker Ovarium sebanyak 23.400 oarng yang diperkirakan meninggal sebanyak 13.900 orang. Angka kematian yang tinggi ini disebabkan karena penyakit ini pada awalnya bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis, sehingga 60% - 70% pasien datang pada stadium lanjut, sehingga penyakit ini disebut juga sebagai ”silent killer ” Angka kejadian penyakit ini di Indonesia belum diketahui dengan pasti karena pencatatan dan pelaporan penyakit di negeri kita kurang baik. Sebagai gambaran di RS.Kanker Dharmais ditemukan kira-kira 30 penderita setiap tahun. Kanker Ovarium erat hubungannya dengan wanita yang mempunyai tingkat kesuburan yang rendah atau Intenfertilitas. Study epidemiologik menyatakan beberapa faktor resiko yang penting sebagai penyebab kanker ovarium adalah wanita nullipara, melahirkan pertama kali pada usia diatas 35 tahun dan wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat ovarium, kanker payudara atau kanker kolon. Sedangkan wanita dengan riwayat kehamilan pertama terjadi pada usia dibawah 25 tahun, penggunaan pil kontrasepsi dan menyusui akan menurunkan kanker ovarium sebanyak 30 – 60%. Faktor lingkungan seperti penggunaan talk, konsumsi galaktose dan sterilisasi ternyata tidak mempunyai dampak terhadap perkembangan penyakit ini.

Gejala dan Tanda
Kanker Ovarium sebagian besar berbentuk tumor kistik ( kista ovarium ) dan sebagian kecil berbentuk tumor padat. Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulkan gejala dalam waktu yang lama. Bila gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik pada stadium awal dapat berupa gangguan haid. Jika tumor sudah menekan rektum atau kandung kemih mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih. Dapat juga terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan atau nyeri pada saat bersenggama. Pada stadium lanjut gejala yang terjadi berhubungan dengan adanya asites ( penimbunan cairan dalam rongga perut ) penyebaran ke omentum ( lemak perut ) dan organ-organ didalam rongga perut lainnya seperti usus-usus dan hati seperti perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan, gangguan buang air besar dan buang air kecil. Penumpukan cairan bisa juga terjadi pada rongga dada akibat penyebaran penyakit ke rongga dada yang mengakibatkan penderita sangat merasa sesak nafas.

Diagnosis
Karena sebagian besar dari kanker ovarium bermula dari suatu kista, maka apabila pada seorang wanita ditemukan suatu kista ovarium harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan apakah kista tersebut bersifat jinak atau ganas (kanker ovarium) kewaspadaan terhadap kista yang bersifat ganas dilakukan pada keadaan :

1.Kista cepat membesar
2.Kista pada usia remaja atau pasca menopause
3.Kista dengan dinding yang tebal dan tidak berurutan
4.Kista dengan bagian padat
5.Tumor pada ovarium

Bila ditemukan sifat kista seperti tersebut diatas, harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memperkuat dugaan kearah kanker ovarium seperti tindakan USG dengan Doppler untuk menentukan arus darah dan bahkan mungkin diperlukan pemeriksaan CT-Scan / MRI. Pemeriksaan laboratorium yang bisa dilakukan untuk menunjang diagnosis adalah pemeriksaan tumor marker seperti Ca-125 dan Ca 72-4, beta – HCG dan alfafetoprotein. Semua pemeriksaan diatas belum bisa memastikan diagnosis kanker ovarium, akan tetapi hanya sebagai pegangan untuk melakukan tindakan operasi. Prosedur operasi pada pasien yang tersangka kanker ovarium sangat berbeda dengan kista ovarium biasa. Hal terpenting pada operasi pasien yang tersangka kanker ovarium adalah semaksimal mungkin berusaha agar kista tersebut keluar secara utuh, kemudian dilakukan pemeriksaan ke laboratorium Patologi Anatomik (pemeriksaan potong beku). Apabila hasil pemeriksaan potong beku bukan suatu kanker, maka operasi selesai. Sebaliknya bila hasil pemeriksaan potong beku adalah kanker ovarium maka operasi dilanjutkan dengan mengangkat rahim, ovarium sisi lain, usus buntu, omentum, melakukan biopsi pada tempat yang dicurigai adanya penjalaran kanker di rongga perut dan melakukan pengambilan kelenjar getah bening di panggul. Tindakan yang komplek ini disebut sebagai ”Staging lapstotomy” yang bertujuan untuk menentukan stadium penyakit sehingga dapat ditentukan rencana pengobatan selanjutnya setelah operasi. Pada pasien yang belum mempunyai keturunan atau masih menginginkan keturunan masih bisa dipertimbangkan untuk tidak mengangkat rahim dan ovarium sisi lain. Perlu juga diketahui bahwa akurasi dari hasil pemeriksaan potong beku tersebut hanya berkisar anatar 90-95%, sehingga diagnosis dari kanker ovarium baru diketahui setelah pemeriksaan Patologi Anatomik yang definitif. Hal ini menyebabkan pada beberapa pasien dengan hasil potong beku menyatakan bukan kanker ovarium, terpaksa dilakukan operasi ” Staging laparotomy ”


Pengobatan
Pengobatan ovarium tergantung dari stadiumnya dan stadium kanker ovarium baru bisa ditentukan setelah dilakukan operasi ( ”Staging Laparotomy” ). Sebagian besar kanker ovarium memerlukan pengobatan dengan kemoterapi. Hanya kanker ovarium stadium awal saja ( stadium 1-A dan I-B dengan derajat diferensiasi sel yang baik/ sedang ) yang tidak memerlukan lebih dari satu jenis kemoterapi (kombinasi) untuk mendapatkan hasil pengobatan yang baik. Kemoterapi umumnya diberikan sebanyak 6 seri dengan interval 3 – 4 minggu sekali dengan melakukan pemantauan terhadap efek samping kemoterapi secara berkala terhdap sumsum tulang, fungsi hati, fungsi ginjal, sistem saluran cerna, sistem saraf dan sistem kardiovaskuler. Kadang-kadang kemoterapi lini pertama tidak memberikan respon terhadap penyakit sehingga diganti dengan kemoterapi lini kedua dengan konsekwensi biaya yang lebih tinggi.
Walaupun penanganan dan pengobatan kanker ovarium telah dilakukan dengan prosedur yang benar namun hasil pengobatanya sampai dengan saat ini belum mengembirakan termasuk pengobatan termasuk pengobatan yang dilakukan di pusat kanker terkemuka di dunia sekalipun. Angka kelangsungan hidup 5 tahun ( ” 5 Years survival rate ” ) penderita kanker ovarium stadium lanjut hanya kira-kira 20-30%, sedangkan sebagian besar penderita ( 60-70% ditemukan dalam keadaan stadium lanjut sehingga penyakit ini disebut juga dengan ” silent killer ”

Pencegahan
Tidak ada upaya pencegahan khusus yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit ini. Upaya yang bisa dilakukan adalah untuk mengetahui secara dini penyakit ini sehingga pengobatan yang dilakukan memberikan hasil yang baik dengan kompliukasi yang minimal. Upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan secara berkala yang meliputi :

1. Pemeriksaan klinis genekologik untuk mendeteksi adanya kista atau pembesaran ovarium lainnya.
2. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) bila perlu dengan alat Doppler untuk mendeteksi aliran darah.
3. Pemeriksaan petanda tumor ( tumor marker )
4. Pemeriksaan CT-Scan / MRI bila dianggap perlu

Pemeriksaan tersebut diatas sangat dinjurkan terutama terhadap wanita yang mempunyai resiko akan terjadi kanker ovarium, yaitu :

1. Wanita yang haid pertama lebih awal dan menopause lebih lambat
2. Wanita yang tidak pernah atau sulit hamil
3. Wanita dengan riwayat keluarga menderita kanker ovarium
4. Wanita penderita kanker payudara dan kolon


Kista Ovarium
Kista Ovarium

Apakah kista ovarium itu?
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di mana saja dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium.
Kista ovarium sering terjadi pada wanita di masa reproduksinya. Sebagian besar kista terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid, produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium.
Gejala-gejala
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi adapula kista yang berkembang menjadi besar dan menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium.
Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh Anda untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejala berikut mungkin muncul bila Anda mempunyai kista ovarium:
• Perut terasa penuh, berat, kembung
• Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
• Haid tidak teratur
• Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke punggung bawah dan paha.
• Nyeri sanggama
• Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil.
Gejala-gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan kesehatan segera:
• Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba
• Nyeri bersamaan dengan demam
• Rasa ingin muntah.

Jenis-jenis kista ovarium
1. Kista fungsional
Kista yang terbentuk dari jaringan yang berubah pada saat fungsi normal haid. Kista normal ini akan mengecil dan menghilang dengan sendirinya dalam kurun 2-3 siklus haid. Terdapat 2 macam kista fungsional: kista folikular dan kista korpus luteum.
• Kista folikular
Folikel sebagai penyimpan sel telur akan mengeluarkan sel telur pada saat ovulasi bilamana ada rangsangan LH (Luteinizing Hormone). Pengeluaran hormon ini diatur oleh kelenjar hipofisis di otak. Bilamana semuanya berjalan lancar, sel telur akan dilepaskan dan mulai perjalannya ke saluran telur (tuba falloppi) untuk dibuahi. Kista folikuler terbentuk jika lonjakan LH tidak terjadi dan reaksi rantai ovulasi tidak dimulai, sehingga folikel tidak pecah atau melepaskan sel telur, dan bahkan folikel tumbuh terus hingga menjadi sebuah kista. Kista folikuler biasanya tidak berbahaya, jarang menimbulkan nyeri dan sering hilang dengan sendirinya antara 2-3 siklus haid.

• Kista korpus luteum
Bilamana lonjakan LH terjadi dan sel telur dilepaskan, rantai peristiwa lain dimulai. Folikel kemudian bereaksi terhadap LH dengan menghasilkan hormon estrogen dan progesteron dalam jumlah besar sebagai persiapan untuk pembuahan. Perubahan dalam folikel ini disebut korpus luteum. Tetapi, kadangkala setelah sel telur dilepaskan, lubang keluarnya tertutup dan jaringan-jaringan mengumpul di dalamnya, menyebabkan korpus luteum membesar dan menjadi kista. Meski kista ini biasanya hilang dengan sendiri dalam beberapa minggu, tetapi kista ini dapat tumbuh hingga 4 inchi (10 cm) diameternya dan berpotensi untuk berdarah dengan sendirinya atau mendesak ovarium yang menyebabkan nyeri panggul atau perut. Jika kista ini berisi darah, kista dapat pecah dan menyebabkan perdarahan internal dan nyeri tajam yang tiba-tiba.


2. Kista dermoid
Kista ovarium yang berisi ragam jenis jaringan misal rambut, kuku, kulit, gigi dan lainnya. Kista ini dapat terjadi sejak masih kecil, bahkan mungkin sudah dibawa dalam kandungan ibunya. Kista ini biasanya kering dan tidak menimbulkan gejala, tetapi dapat menjadi besar dan menimbulkan nyeri.
3. Kista endometriosis
Kista yang terbentuk dari jaringan endometriosis (jaringan mirip dengan selaput dinding rahim yang tumbuh di luar rahim) menempel di ovarium dan berkembang menjadi kista. Kista ini sering disebut juga sebagai kista coklat endometriosis karena berisi darah coklat-kemerahan. Kista ini berhubungan dengan penyakit endometriosis yang menimbulkan nyeri haid dan nyeri sanggama.

4. Kistadenoma
Kista yang berkembang dari sel-sel pada lapisan luar permukaan ovarium, biasanya bersifat jinak. Kistasenoma dapat tumbuh menjadi besar dan mengganggu organ perut lainnya dan menimbulkan nyeri.

5. Polikistik ovarium
Ovarium berisi banyak kista yang terbentuk dari bangunan kista folikel yang menyebabkan ovarium menebal. Ini berhubungan dengan penyakit sindrom polikistik ovarium yang disebabkan oleh gangguan hormonal, terutama hormon androgen yang berlebihan. Kista ini membuat ovarium membesar dan menciptakan lapisan luar tebal yang dapat menghalangi terjadinya ovulasi, sehingga sering menimbulkan masalah infertilitas.
Pemeriksaan dan diagnosis
Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan pemeriksaan:
1. Ultrasonografi (USG)
Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan untuk mengirim dan menerima gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound) yang menembus bagian panggul, dan menampilkan gambaran rahim dan ovarium di layar monitor. Gambaran ini dapat dicetak dan dianalisis oleh dokter untuk memastikan keberadaan kista, membantu mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan atau padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material padat memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
2. Laparoskopi
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium, menghisap cairan dari kista atau mengambil bahan percontoh untuk biopsi.
Penyulit (komplikasi)
Kista ovarium tidak berbahaya selama kondisi jinak, tetapi kista dapat membesar yang menyebabkan nyeri di bagian perut. Pada beberapa kasus penyakit ini dapat menggangu produksi hormon-hormon dari ovarium dan menghasilkan perdarahan iregular dari vagina dan peningkatan rambut tubuh. Jika kista atau tumor membesar dan menekan kandung kemih, Anda akan berkemih lebih sering karena kapasitas kandung kemih berkurang. Kista ovarium dapat berbahaya bilamana kista berubah menjadi ganas, karena itu semua kista harus diperiksa oleh dokter. Pengobatan
Pengobatan yang dilakukan bergantung pada umur, jenis dan ukuran kista dan gejala-gejala yang diderita. Beberapa pilihan pengobatan yang mungkin disarankan:
1. Pendekatan “wait and see”
Jika wanita usia reproduksi yang masih ingin hamil, berovulasi teratur, tanpa gejala, dan hasil USG menunjukkan kista berisi cairan, dokter tidak memberikan pengobatan apapun dan menyarankan untuk pemeriksaan USG ulangan secara periodik (selang 2-3 siklus haid) untuk melihat apakah ukuran kista membesar. Pendekatan ini juga menjadi pilihan bagi wanita pascamenopause jika kista berisi cairan dan diameternya kurang dari 5 cm.
2. Pil kontrasepsi
Jika terdapat kista fungsional, pil kontrasepsi yang digunakan untuk mengecilkan ukuran kista. Pemakaian pil kontrasepsi juga mengurangi peluang pertumbuhan kista.
3. Pembedahan
Jika kista besar (diameter > 5 cm), padat, tumbuh atau tetap selama 2-3 siklus haid, atau kista yang berbentuk iregular, menyebabkan nyeri atau gejala-gejala berat, maka kista dapat dihilangkan dengan pembedahan. Jika kista tersebut bukan kanker, dapat dilakukan tindakan miomektomi untuk menghilangkan kista dengan ovarium masih pada tempatnya. Jika kista tersebut merupakan kanker, dokter akan menyarankan tindakan histerektomi untuk pengangkatan ovarium.

Pertanyaan-jawaban >1.
Apa penyakit kista ini hanya menyerang kaum wanita saja?
Kalau kista indung telur memang hanya menyerang wanita saja karena pria tidak mempunyai indung telur, tetapi kista bisa dikulit atau dimana saja dan itu dokter kulit yang akan menanganinya. >2. Apa penyebab penyakit ini?
Penyebabnya sangat beragam. Bisa saja dari sejak kecil/lahir sudah berbakat ke arah penyakit ini, misal ada yang berisi rambut, kuku, lemak atau yang lain, kista ini disebut kista dermoid dan sudah dibawa sejak dalam kandungan ibunya. Ada yang kemudian tumbuh belakangan seperti kista endometriosis yang merupakan gangguan hormonal dan gangguan kekebalan tubuh. Ada juga yang berisi nanah disebut kista abses disebabkan karena radang atau infeksi. Bisa juga karena perubahan sel tubuh, isinya seperti ingus atau cairan bening disebut kista mesinosum atau serosum. Jadi penyebabnya banyak sekali. >3. Secara lebih spesifik mengenai penyebab penyakit ini, apa mungkin dapat karena makanan?

Untuk kista endometriosis bisa terpengaruh oleh pola makan, kalau makan banyak lemak yang susah dipecah oleh tubuh dapat berlanjut dengan gangguan hormon sehingga menimbulkan kista endometriosis. Atau pola makan yang tidak teratur atau sering jajan bisa juga menimbulkan kista endometriosis. >4. Terbatas atau tidak usia berapa bisa terserang penyakit ini?
Tidak ada batasan, begitu bayi lahir sampai umur tua setiap saat bisa terkena kista, tergantung jenisnya. Semakin dini terkenanya makin besar kemungkinan menjadi ganas. >5. Apa tanda-tanda kista bisa dilihat dari luar tanpa bantuan USG, dan apa saja tanda-tanda awalnya?
Gejala-gejala awalnya sangat beragam. Untuk kista endometriosis gejalanya nyeri haid, nyeri buang air besar, dan bila sudah menikah nyeri saat berhubungan. Untuk kista yang lain gejalanya seperti rasa penuh diperut, kembung, susah buang air besar, rasa mual, sering buang angin. Kalau kista sudah membesar, perut juga membesar seperti wanita hamil berisi cairan di rongga perut. Kalau kista masih kecil, agak susah diraba/terlihat dari luar maka perlu alat bantu seperti dengan USG. >6. Kalau tanda-tanda awal itu tidak kita perhatikan atau kita remehkan apa akibatnya?

Kadang-kadang sudah stadium lanjut baru ditangani dan ini biasanya hasilnya kurang memuaskan. >7. Jenis kista yang mana yang paling berbahaya?
Berbahaya kalau kista menjadi ganas, kalau tidak menjadi ganas tidak berbahaya. Selama kondisi jinak tidak perlu takut karena bisa diobati secara operasi atau dengan obat-obatan. Kalau kista menjadi ganas, penanganannya lebih radikal dengan kistanya harus diangkat dan diberi obat-obat anti kanker. >8. Apakah kista bisa membuat susah hamil, berapa persenkah kemungkinan bisa hamil? Bila bisa hamil bagaimana pengaruhnya pada kesehatan ibu dan janin? r>• Tergantung jenisnya dan apa indung telurnya terkena dua-duanya atau tidak, kalau hanya satu indung telur yang terkena kista dan satu lagi tidak maka selalu ada kemungkinan untuk bisa hamil. Dan kista tidak selalu otomatis mengganggu kehamilan tergantung jenis dan besarnya. Kista tidak selalu membesar selama hamil, ada jenis kista yang bisa membesar selama hamil dan ada yang tidak ikut membesar selama hamil namanya kista endometriosis, malahan kista ini statis (berhenti tumbuh) bila sedang hamil. Ada jenis lain yaitu mesinosum (serosum) ikut membesar pada masa hamil, ini kadang-kadang membuat keguguran karena besarnya kista mengganggu kehamilan. r>• Faktor kesehatan ibu dan janin tidak akan terganggu kecuali kistanya jenis ganas.
>9. Apa ada faktor turunan yang berpengaruh pada penyakit ini?
Secara langsung tidak, tetapi ada yang dikenal sebagai faktor familiar, artinya dalam satu keluarga ada kecenderungan untuk bisa terkena pada beberapa orang, contohnya pada jenis kista endometriosis yang dapat disebabkan pola hidup/pola makan, misal sejak kecil sampai dewasa ada jenis makanan tertentu (X) yang dimakan sekeluarga setiap hari, bila ada 3 orang wanita dalam keluarga itu maka kemungkinan 2 orang dari wanita itu terkena penyakit yang sama.
10. Bagaimana supaya kita tidak terserang penyakit ini?
Sebaiknya pola hidup teratur, makan dengan gizi seimbang, juga makan sayuran berserat terutama yang berwarna hijau karena mengandung zat antioksidan yang memudahkan membuang racun dari tubuh, dan juga perlu lemak dan protein karena protein untuk membentuk daya tahan tubuh yang tinggi.
11. Apakah penyakit ini bisa dihambat pertumbuhan/ perkembangannya berkaitan dengan faktor psikologis misal stres, depresi, atau yang lain, dan apa bisa membuat penyakit ini cepat tumbuh berkembang?
Secara teoritis bisa, terutama yang perkembangannya tergantung pada hormonal seperti endometriosis dan kista polikistik. Memang tergantung dari pola hormon di tubuh kita dan pola hormon sangat dipengaruhi oleh stres pada wanita karena pusat kendali hormon ada di otak, kalau stres mudah terganggu/tidak seimbang sehingga mudah merangsang tumbuhnya kista, dan bisa dicegah kalau kita tetap tenang.
Kepustakaan:
• www.mayoclinic.com
• womenshealth.about.com
• Rangkuman wawancara Dr.dr.T.Z. Jacoeb, SpOG-KFER di Progam Analekta Pro-3 RRI 104.1 FM dengan topik kista dalam kandungan pada tanggal 17 April 2001.


sarah_nayla
Latest page update: made by sarah_nayla , Feb 21 2007, 8:04 AM EST (about this update - complete history)

Keyword tags: None


Threads for this page
There are no threads for this page. Be the first to start a new thread.


Bagaimana Mengetahui Kista Ovarium Jinak Atau Ganas?

Selasa, 07-10-2008 09:18:00 oleh: Hariyono Winarto
Kanal: Kesehatan
Sudah banyak ibu-ibu maupun wanita usia subur, terutama pasien yang datang ke saya, yang bertanya. Mengenai bagaimana mengetahui bila menderita kista ovarium, apakah kista tersebut jinak atau ganas. Tulisan ini sengaja saya ambilkan dari Blogspot saya:
http://hariymenulis.blogspot.com/

"Standar baku" adalah tetap dengan melihat hasil pemeriksaan laboratorium PA (Patologi Anatomi). Lazimnya setiap organ tubuh yang diambil pada tiap tindakan medis, dilakukan pemeriksaan, apalati suatu tumor, jaringan atau bagian yang diambil atau diangkat, selalu diperiksa di laboratorium. Pengambilan sebagian atau keseluruhan kista ovarium, pada umumnya dilakukan dengan cara operasi.

Pemeriksaan bagian atau keseluruhan kista ovarium yang diambil saat operasi, dilakukan oleh dokter spesialis Patologi Anatomi, juga dilakukan di laboratorium patologi anatomi.
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui golongan tumor tersebut jinak atau ganas, dan bila jinak atau ganas, untuk keperluan memberikan terapi berikutnya penting diketahui apa jenis tumornya berdasarkan pemeriksaan histopatologi. Pemeriksaan laboratorium terhadap tumor dan jaringan yang diambil, juga dapat ikut berperan dalam menentukan stadium tumor, yang berguna untuk menentukan terapi selanjutnya juga.

Apakah dapat memperkirakan jinak atau ganas sebelum operasi?

Jawabannya adalah bisa, yaitu dengan pemeriksaan secara seksama oleh dokter spesialis ginekologi. Yang dipertimbangkan biasanya adalah perjalanan penyakit itu sendiri, bentuk tumornya, termasuk mulai dari kontur permukaan tumornya, isi kista tersebut, apakah bersekat atau tidak, apakah mengandung bagian padat. Semua pemeriksaan bentuk atau morfologi tumor kandungan dewasa ini selain dengan pemeriksaan fisik, juga dengan bantuan alat ultrasonografi. Kemudian diperiksa juga apakah tumor atau kista ovarium itu satu atau berasal dari kedua sisi. Kemudian ada juga pemeriksaan yang sering dikenal dengan "tumor markers" atau petanda tumor. Biasanya pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan darah, untuk mengetahui misalnya kadar tumor marker, CA 125 (yang merupakan pemeriksaan rutin untuk memperkirakan derajat keganasan tumor ovarium, lalu juga merupakan pemeriksaan untuk "follow up" efek terapi pada kista ovarium).


Mengatasi Kista dengan Laparoskopi


Rabu, 24 Oktober, 2007 oleh: eman
Mengatasi Kista dengan Laparoskopi
Gizi.net - Kista ovarium, cukup populer di telinga wanita khususnya jika ini menyangkut kesehatan reproduksi. Jangan panik dulu jika Anda didiagnosis mengidap kista, karena kista banyak jenisnya dan tidak selalu berbahaya. Namun kista tetap perlu diwaspadai karena tanda dan gejalanya sering kali tidak disadari dan baru terdeteksi saat seseorang memeriksakan dirinya atau berkonsultasi kepada dokter.

Keluhan atau sakit biasanya dirasakan utama sakit waktu menstruasi yang tak kunjung mereda atau gangguan pada siklus haid. Ada juga kista yang sifatnya ganas dan dapat berkembang menjadi kanker.

Menurut dr Med Hardi Susanto, SpOG dari Siloam Hospitals Kebon Jeruk, Jakarta Barat, kista ovarium merupakan benjolan yang membesar, seperti sebuah balon yang berisi cairan, yang tumbuh di indung telur. Cairan ini bisa berupa air, darah, nanah, atau cairan coklat kental seperti darah menstruasi yang disebut kista coklat atau kista endometriosis.

Karena tumbuh di indung telur, kista ini lazim disebut kista ovarium. Kista banyak terjadi pada wanita di usia subur atau reproduksi dan biasanya dapat mengecil atau hilang dengan sendirinya setelah wanita memasuki masa menopause, karena menurunnya aktivitas indung telur.

"Penanganannya tidak selalu harus dengan tindakan operasi, kecuali jika kista dianggap berbahaya, ukurannya makin membesar, lebih dari 5 cm, benar- benar mengganggu dan menimbulkan sakit yang luar biasa pada si penderita, terutama apabila kista terpuntir atau pecah," ungkapnya.

Walaupun kista tidak selalu menjadi ganas atau mengarah kepada kanker, namun demikian pemeriksaan tetap perlu dilakukan untuk mengetahui indikasi dan penanganan yang lebih tepat. Belum ada jawaban yang pasti mengapa kista dapat timbul, apalagi seringnya kista tidak memberikan tanda dan gejala khusus, sehingga si penderita tidak menyadarinya dan baru diketahui secara kebetulan pada saat memeriksakan diri ke dokter dengan ultrasonografi atau USG (ultrasonografi).


Jenis Kista

Ada beragam jenis kista, contohnya ada jenis kista yang berhubungan dengan fungsi ovarium yang juga sering ditemukan pada wanita hamil. Kista ini disebut kista lutein. Besarnya kurang dari 5 cm.

Disebutkan, kista ini tidak berbahaya, tidak perlu diangkat apabila tidak mengganggu janin, tetapi membutuhkan pengawasan khusus. Kista ini akan mengecil atau hilang dengan sendirinya seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.

Kista lainnya adalah dermoid. Kista ini mengandung organ manusia dalam bentuk sel embrionik sebagai cikal bakal manusia, sehingga tak heran jika diangkat ditemukan rambut, gigi, lemak dan tulang.

Lalu ada pula kista endometriosis yang berhubungan dengan nyeri haid. Kista ini disebut juga kista coklat, karena di dalamnya ada cairan berwarna coklat kehitaman berasal dari darah yang mengental dan membeku.

Kista adenoma adalah kista yang berasal dari lapisan indung telur dan berpotensi untuk ganas. Sekali lagi, karena kista ovarium gejalanya sering kali tidak disadari, maka sangat disarankan bagi setiap wanita untuk secara rutin melakukan pemeriksaan ginekologi, terutama jika keluhan berlangsung lama dan disertai gejala-gejala seperti menstruasi yang datang terlambat, tidak teratur dan disertai rasa nyeri, perut terasa penuh dan tertekan, nyeri yang tajam pada perut bagian bawah, dan gangguan fertilitas atau kesuburan. Gejala Hirsutisme, yaitu tumbuhnya rambut seperti di wajah, kaki, perut.


Metode Laparoskopi

Terapi bedah atau operasi merupakan tindakan yang dilakukan pada pasien apabila kista tidak menghilang, memiliki ukuran besar, menimbulkan keluhan- keluhan seperti rasa nyeri perut, nyeri haid atau gangguan siklus dan infertilitas. Dibandingkan dengan metode konvensional, di mana pasien dibedah dengan sayatan yang lebar di sekitar perut untuk pengangkatan kista, metode laparoskopi merupakan metode terkini (Gold Standard) dalam dunia kedokteran.

Laparoskopi merupakan teknik pembedahan atau operasi yang dilakukan dengan membuat dua atau tiga lubang kecil (berdiameter 5-10 milimeter) di sekitar perut pasien. Satu lubang pada pusar digunakan untuk memasukkan sebuah alat yang dilengkapi kamera untuk memindahkan gambar dalam rongga perut ke layar monitor, sementara dua lubang yang lain untuk peralatan bedah yang lain.

Teknik ini disebut juga teknik operasi minimal invansif (Minimal Invansive Surgery). Namun, teknik ini tetap memiliki resiko bagi pasien, terutama karena saat melakukan operasi tersebut, dokter yang menangani memerlukan ruang dalam rongga perut sehingga memerlukan gas karbondioksida (CO2) untuk mengembangkan rongga perut, antara lain risiko yang dapat terjadi jika gas bertekanan tinggi tersebut masuk ke dalam pem- buluh darah.

Untuk meminimalkan risiko-risiko dalam tindakan laparoskopi, Hardi Susanto bersama koleganya dr Wachyu Hadisaputra, SpOG merancang dan menciptakan suatu alat untuk mendukung teknik laparoskopi ini, sehingga operasi bisa dilakukan tanpa gas karbondioksida. Penyediaan ruang di rongga perut tidak lagi menggunakan gas, melainkan dengan kait baja untuk menarik dinding perut, selanjutnya dokter melakukan langkah-langkah laparoskopi seperti biasa.

"Teknik laparoskopi tanpa gas (gasless laparoscopy) merupakan teknik yang paling canggih dan elegan dari semua teknik yang pernah dilakukan untuk tindakan operasi, sehingga risiko dapat diminimalkan," papar dokter yang memiliki hak paten internasional ini.

Selain meminimalkan risiko, teknik ini juga mempercepat pemulihan dan mengurangi nyeri luka pascaoperasi, mempersingkat waktu rawat inap sehingga hanya dalam satu atau dua hari saja pasien sudah dapat pulang dan melakukan aktivitasnya, permukaan perut pasien tidak akan memerlukan jahitan yang lebar sehingga tidak mengurangi estetika, dan meminimalkan biaya yang dikeluarkan.

Teknik laparoskopi umumnya digunakan untuk operasi di bidang ginekologi, namun digunakan juga untuk bedah umum, bedah saraf, jantung, dan ortopedi. "Meskipun laparoskopi menjadi tren dalam dunia kedokteran, namun belum semua dokter yang menguasai teknik ini. Karena itu, kami terus menyosialisasikan dan memberi pelatihan khusus, sehingga akan semakin banyak dokter spesialis yang juga menguasai teknik ini," ujar Hardi. [WIN/M-15]

Sumber: SUARA PEMBARUAN DAILY -- 21/10/2007





Kista Ovarium, bisa jinak, bisa ganas.




Pemakaian bedak pada bayi perempuan turut berperan
Category: Bahasa, Popular Health
Tumor yang sering pada wanita selain yang mengenai rahim dan leher rahim, adalah kista ovarium yaitu kista yang tumbuh pada indung telor wanita, bisa sebelah kanan, kiri atau keduanya kanan dan kiri (bilateral).
Gejalanya adalah perut yang membuncit, padahal tidak hamil. Dirasakan sakit perut bagian bawah yang terasa tumpul, hilang-timbul bisa diperut bawah sebelah kiri atau sebelah kanan, bisa juga kiri dan kanan. Menstruasi dapat terganggu atau tidak. Tentu tidak mudah mengetahui apakah kista yang ada itu jinak atau ganas? Mau tahu?
Secara umum kista jinak tumbuhnya perlahan, tidak sakit, kecuali bila ukuran sudah cukup besar, keadaan umum penderita masih baik artinya selera makan dan minum biasa tidak berkurang, tidak pucat dan badan tidak dirasakan lemah. Pasien kelihatan biasa saja, kecuali perut yang makin lama makin membuncit.
Kista ganas dapat diduga, bila pertumbuhannya cepat atau sangat cepat, badan penderita tampak kurus, wajah pucat, seluruh tubuh dirasa lemah tak bertenaga. Apalagi bila disertai perdarahan yang tidak normal…
Apabila kista telah diangkat/dioperasi, ganas tidaknya dapat diduga dari gambaran makroskopiknya : bila padat seluruhnya atau sebagian, kemungkinan ganas ada. Apabila bentuknya kistik transparan, seperti balon udara, kemungkinan besar jinak…
Mengenai penyebabnya, selain faktor genetik dan hormonal ada juga buku yang menyebutkan mengenai bahaya pemberian bedak kepada bayi perempuan setiap kali habis mandi. Butiran talk dapat memasuki organ dalam genetalia, melalui vagina yang terpapar bedak, apalagi biasanya ibu-ibu memberi bedak tebal disekitar kemaluan. Jadi sebaiknya tinggalkan kebiasaan membedaki seluruh tubuh bayi. Cukup dikeringkan dengan handuk…
Nah, pagi ini di laboratorium saya diterima kista berdiameter 16 cm dengan bagian kistik dan padat-lunak. Pada pembelahan, tampak seperti gambar dalam artikel ini. Saat dibelah, tampak massa kuning seperti mentega, juga ditemukan rambut dan massa kecoklatan seperti terlihat pada gambar.
Setelah dilihat dibawah mikroskop, maka diagnosis saya Mature cystic teratoma, tumor jinak. Beruntunglah penderita berumur 26 tahun yang kistanya termasuk kista jinak. Setelah dilakukan operasi ini. biasanya masalah sudah selesai. Tidak ada kekhawatiran akan kambuh atau lain-lain… Amien.
Popularity: 62%
Posted Thursday, May 15th, 2008 at 7:32 pm
Filed Under Category: Bahasa, Popular Health
You can leave a response, or trackback from your own site.
174 Responses to “Kista Ovarium, bisa jinak, bisa ganas. Pemakaian bedak pada bayi perempuan turut berperan”
Pages: [18] 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 … 1 » Show All
1. 174
Dr. Sukma Says:
April 6th, 2009 at 9:31 pm
Hai Hany,
Jangan cemas, keluhan anda ada kaitannya dengan minum teh diet itu. Jadi observasi saja, bila terus-terusan begitu setiap malam, sebaiknya periksa ke dokter SpOG.
2. 173
Dr. Sukma Says:
April 6th, 2009 at 9:13 pm
Halo Ani,
1. Sangat kecapean bisa mengganggu BAB. Karena proses BAB perlu pikiran tenang agar reflex otot- sekitar anus menjadi sinkron dengan gerakan usus.
2. Kista 3 cm bisa juga menyebabkan rasa sakit saat BAB. Tergantung banyaknya feces yang akan lewat melalui rongga panggul dimana ovarium berada.
3. 172
Dr. Sukma Says:
April 6th, 2009 at 9:04 pm
Hai Dewi,
Betul apa yang disampaikan dokter anda. Posisi janin yang sangat rendah, diatas mulut rahim akan sangat sensitif terhadap gerakan-gerakan disekitar situ, termasuk saat anda berhubungan intim.
Jadi pilih mana, rawan keguguran atau istirahat dulu making love-nya. Tunggu sampai janin cukup kuat didalam rahim. Kapan waktunya, tanyakan ke dokter SpOG.
4. 171
dewi Says:
April 6th, 2009 at 11:58 am
Pagi dokter.,
Dok saya mau tanya.,gini dok saya kan baru hamil 9minggu, kemarin sempet cek kedokter dan di USG.
Kata dokternya posisi janin saya itu ada dibawah ari - ari(melengkung di dekat mulut rahim), jadi rawan keguguran & untuk sementara saya tidak boleh berhubungan suami istri dulu.
Apakah benar dok posisi janin seperti itu bahaya?? Apakah benar posisi normal janin dg umur 9 minggu harus disamping???
Kalau benar bahaya, gimana yah dok cara untuk supaya janin itu terletak pada posisi yg normal??
Terima kasih banyak dokter atas informasinya.

Kista